Senin, 14 Oktober 2013

PERJALANAN HIDUP JUNJUNGAN KITA RASULULLAH SAW.

“Ketika Allah menghendaki kebajikan suatu ummat, Dia akan mengirimkan seorang utusan kepada mereka dan Allah menjadikannya sebagai pemimpin yang mempersiapkan jalan bagi mereka” (al-Hadits).
 Dalam kontek ini adalah Rasulullah Muhammad SAW…
 Beliau datang pada saat kondisi kota Makkah amburadul... 
Beliau datang sebagai penegak kebenaran dan pembasmi kejahatan...
 Misi utama Beliau adalah “menyempurnakan Akhlaqu al-Karimah (akhlak yang mulia)” 
 OLEH: ABDURRAHMAN EL-KHAZIN

 “Ketika Allah menghendaki kebajikan suatu ummat, Dia akan mengirimkan seorang utusan kepada mereka dan Allah menjadikannya sebagai pemimpin yang mempersiapkan jalan bagi mereka” (al-Hadits). Makkah adalah kota suci pertama, kemudian kota yang ke-2 adalah Yatsrib, yang oleh Nabi SAW. diganti namanya menjadi Madinah al-Munawwarah ketika Beliau hijrah ke Yatsrib. Makkah merupakan kota kelahiran Sang Pembawa Petunjuk ke jalan yang diridlai Allah SWT., Sang Penjunjung akhlaqul karimah, dan khatimul anbiya’, yakni Muhammad ibn Abdillah. Allah tidak mengutus beliau kecuali untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam semesta ini. Dalam hal ini, Allah berfirman: “Dan tidaklah Kami mengutus kamu (Muhammad) menlainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam” . Mencoba memahami penjelasan isi kandungan ayat di atas, Abu Bakar Muhammad ibn Thahir (dalam sirah Muhammad Rasulullah SAW. Junjungan Ummat) berkata: “Allah mengaruniakan sifat rahman dan seluruh sifat-sifat-Nya kepada Nabi Muhammad SAW. sebagai rahmat bagi seluruh makhluk”. Menghayati kalimat di atas, barangsiapa yang tersentuh dengan sebagian sifat-sifat rahman-Nya, dia akan terbebas dari segala penderitaan dan akan meraih apa yang dia cita-citakan, baik dalam kehidupan di dunia ini maupun akhirat kelak . Kembali pada firman Allah SWT. di atas: …”rahmatan lil ‘alamiin (rahmat bagi semesta alam)”. Menelaah potonga ayat di atas, dapat kita ketahui bahwa hidup dan wafatnya Nabi SAW. adalah rahmat. Mengenai hal ini, Rasulullah SAW. bersabda: “Kehidupanku adalah anugrah bagi kamu, demikian juga kematianku” . Ulama berbeda pendapat tentang pengertian penggalan ayat di atas, yakni: rahmatan lil ‘alamiin, di antaranya, al-Samarqandi berpendapat, yaitu: “dua alam, yakni alam jin dan manusia”. Nabi Muhammad adalah nabi terakhir (khatimul anbiya’), dan beliau merupakan nabi yang menjunjung tinggi akhlak yang mulia. Sesuai sabda beliau: “innama bu’itstu liutammima makarimal akhlaq” . Kita sebagai umat beliau, harus mentaati apa yang diperintahkan dan menjauhi apa yang beliau larang (dikatakan takwa). Karena ketika sudah mentaati Nabi SAW., berarti kita telah mentaati Allah SWT., Allah berfirman: “athi’ullaha wa athi’urrasuul” . Kata demi kata, kalimat demi kalimat bahkan pragraf demi pragraf di atas, tidak lain hanyalah kata pengantar dari kisah pendek (qishshotul qoshirah) dari kisah “Perjalanan Hidup Nabi Muhammad SAW.”. Di dalamnya membahas tentang: nasab, kelahiran, nama-nama, perkawinan, sifat-sifat, istri-istri, diutus, isro’ dan mi’roj, hijrah, peperangan dan ekspidisi meliter dan yang adalah wafatnya Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wasallama”. Surabaya, 01 Juni 2013 Penulis, Abdurrahman el-Khazin PERJALANAN HIDUP RASULULLAH SAW. Muhammad ibn Abdillah adalah nabi terakhir yang diutus Allah ke jagat raya ini, pengemban amanah kebian dan kerasulan terakhir, yang risalahnya untuk seluruh umat manusia, tidak seperti nabi dan rasul sebelumnya; hanya untuk kaumnya saja, beliau juga pemimpin para nabi di hari mahsyar , sesuai dengan salah satu nama beliau, yaitu: al-Hasyir . Nabi junjungan kita ini memang benar-benar Nabi dan Rasul Allah yang terakhir, namun, ruh Muhammad adalah seberkas cahaya yang diciptakan 2000 tahun sebelum Adam AS. diciptakan. Ibnu Abbas berkata bahwa, “ruh Muhammad adalah seberkas cahaya yang berada di tangan Allah 2000 tahun sebelum Dia menciptakan Adam. Cahaya tersebut mengagungkan Allah dan para malaikat mengagungkan Allah melalui penghormatannya. Ketika Allah menciptakan Adam, Dia menyimpan cahaya tersebut di dalam tubuh Adam . Kalimat di atas diperkuat oleh Rasulullah sabda beliau sendiri: “Allah melahirkanku ke bumi dalam tubuh Adam, menempakanku di dalam tubuh Nuh AS., dan kemudian menyimpanku di dalam tubuh Ibrahim…”. Nasab Nabi Muhammad sangat baik, beliau adalah keturunan para nabi dan rasul, kemudian orang-orang sholeh. Begitu juga para ulama dari kalangan umat beliau, ulama salaf maupun kontemporer. A. Nasabnya Muhammad SAW. adalah putera Abdullah bin Abdul Muththalib bin Hasyim bin Abdimanaf bin Qushai bin Hakim bin Murrah bin Ka’ab bin Lua’ai bin Ghalib bin Fahr bin Balik bin Annadhar bin Kinnah bin Khazaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Maad bin Adnan, keturunan Nabi Isma’il bin Nabi Ibrahim ‘alaihissalm . B. Lahirnya Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir (khatimu al-anbiyaa’) juga rasul terakhir pula, tidak ada nabi setelah beliau. Beliau dilahirkan pada hari senin bertepatan pada tanggal 12 Rabi’ul Awwal, bertepatan dengan tanggal 20 April 571 M. Tahun itu dikenal dengan sebutan “Tahun Gajah”, karena beberapa bulan sebelum Nabi SAW. dilahirkan, di Makkah terjadi peristiwa besar dan bersejarah yang menggemparkan. Ketika itu, raja dzalim, penguasa kerajaan Habasyah (Ethiopia), pemeluk agama Nasrani, yaitu Abrahah menyerbu kota Makkah dan hendak menhancurkan Ka’bah; Baitullah, yang pada saat itu kakek beliau yang mempunyai wewenang penuh menjaga dan memelihara kiblat ummat islam. Muhammad lahir sudah dalam keadaan tidak punya ayah; yatim. Ayahnya, Abdullah bin Abdul Muththalib meninggal ketika Nabi SAW. masih berada dalam kandungan, kira-kira masih satu bulan atau dua bulan di dalam kandungan Aminah; ibunya. Setelah Nabi SAW. berusia 5 tahun, ibunya mengajak beliau berziarah ke makam ayahnya di Madinah, sepulang dari Madinah, tepatnya di desa Adwa, Aminah jatuh sakit dan wafat di sana . C. Nama-namanya Diriwayatkan oleh Abu Muhammad al-Makki, bahwa Nabi SAW. bersabda: “Saya memiliki 10 nama di sisi Allah”. Allah menyebutkan “Thaha dan Yasin” di antara nama-nama tersebut. Banyak ulama berselisih pendapat tentang arti kata “Yasin”. Ja’far ash-Shadiq mengartikan “Wahai Tuan”, Ibnu Abbas mengatakan “Wahai Manusia”, sedangkan az-Zajjaj mengartikan “Wahai Muhammad . Jabir ibn Muth’am berkata, Rasulullah bersabda: “Aku memiliki banyak nama, aku adalah Muhammad, dan aku adalah Ahmad, dan aku adalah al-Mahi (yang menghapus), melaluiku Allah SWT menghapus kekafiran. Aku adalah al-Hasyir (yang mengumpulkan), yaitu semua manusia akan dikumpulkan (di akhirat) di hadapanku . Aku adalah al-‘Aqib , yaitu tiada nabi yang datang setelahku . Nama-nama Nabi Muhammad SAW. antara lain: Muhammad, Ahmad, al-Mutawkkil, ai-Mahi, al-Hasyir, al-Aqib, al-Muqoffa, nabi at-Taubah, nabi al-Malhamah dan nabi al-Rahmah . D. Perkawinannya Ibnu Abbas: “Orang yang terbaik di antara umat adalah yang paling banyak istrinya; yang dimaksud adalah Nabi Muhammad” . Dalam suatu riwayat, istri Nabi Muhammad sebanyak 9 orang, yaitu: 1. Khadija , istri pertama nabi yang paling setia dan sangat mendukung terhadap perjuangan nabi, harta bendanya dikorbankan demi kelancaran perjuangan tersebut. Khadijah juga yang menyelimuti nabi sehabis Beliau menerima wahyu pertama dari Allah melalui malaikat Jibril di Gua Hira. 2. Aisyah binti Abu Bakar al-Shiddiq, sahabat nabi yang paling setia. Aisyah dikawini nabi pada usia 6 tahun , hanya Aisyah istri nabi yang perawan, istri yang lain janda semua. 3. Zainab binti Jahsyi, seorang janda dari anak angkat nabi, yaitu Zaid bin Harits. Hikmah dari perkawinan itu adalah bahwa umat Nabi Muhammad SAW. diperbolehkan seorang ayah angkat menikahi istri anak angkatnya . 4. Ummu Salamah binti Abu Umayyah. 5. Juwairiyah binti Harits. 6. Hafsah binti Umar ibnu Khattab. 7. Ummu Habibah (Ramlah) binti Abu Sufyan. 8. Shafiyah binti Huyay. 9. Maimunah binti Harits al-Hilaliyah . Nabi Muhammad SAW. menganjurkan kepada ummatnya untuk menikah kalau sudah mampu memberi nafkah kepada istrinya lahir dan batin, dan dianjurkan juga memperbanyak anak (kerutunan). Dalam hal ini, Nabi SAW. bersabda: “Menikahlah dan berketurunanlah, saya ingin memperbanyak umat ini dari anak-anak kalian” . Ada tiga hal yang dicintai nabi, yaitu: wanita, wewangian dan keteduhan pandangan mata beliau kitika berada dalam shalat. Nabi bersabda: “Allah menjadikanku mencintai kehidupan ini tiga hal; wanita, wewangian dan keteduhan pandangan mataku ketika berada dalam shalat” . Diriwatkan dari Anas bahwa: “Nabi Muhammad mengunjungi istri-istrinya satu jam pada siang hari atau malam hari, sedang Beliau memiliki sembilan istri” . Hadits lain yang diriwayatkan oleh Anas bin Sa’id “Kami pernah menyatakan bahwa nabi Muhammad dianugrahi kekuatan 30 laki-laki, riwayat lain: dianugrahi kekuatan seksual 40 laki-laki” . Ada empat hal kelebihan yang dimiliki Nabi SAW. melebihi semua orang di dunia ini, yaitu: kedermawanan, keberanian, kekuatan seksual dan kekuatan tubuh. Penjelasan tentang hal ini adalah sebuah hadits yang disandarkan kepada Anas, Nabi bersabda: “Saya dilebihkan atas seluruh manusia dalam 4 hal: kedermawanan, keberanian, kekuatan seksual dan kekuatan tubuh” . E. Sifat-sifatnya Ada banyak sifat Nabi SAW. yang sangat terpuji dan sangat patut diteladani oleh umatnya; ummat islam, di antaranya sebagai berikut: 1. Akhlaqu al-Karimah (akhlak yang mulia), sebagaimana sabda beliau: “Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia” . 2. Kecerdasan akal , akal merupakan akar bagi seluruh cabang pengetahuan, sumber dan pagar yang darinya memancar pengetahuan dan kesadaran ke-Tuhanan. 3. Hilm (teguh hati), ketahanan yang sangat tinggi dan terus-menerus. 4. Ihtimala (ketabahan), pengendalian diri dan ketahanan dalam menghadapi sesuatu yang tidak menyenangkan dan penderitaan. 5. ‘Afw (pemaaf), menahan diri untuk tidak melakukan yang merugikan orang lain. Mengenai hal ini, Allah berfirman: “Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh” . 6. Dermawan, 7. Pemberani, sebuah sifat yang tumbuh dari amarah ketika telah dilemahkan, hingga patuh terhadap akal budi. 8. Kesatria, keberanian diri yang dikendalikan untuk hal-hal yang terpuji. Ibnu Umar berkata: “Aku tidak pernah melihat orang yang lebih teguh, pemberani, dan lebih pemurah dari pada Rasulullah” . 9. Pemalu, 10. Belas kasih, 11. Adil, 12. Jujur, dan 13. Terpercaya, sebelum menjadi rasul, masyarakat Makkah memberinya gelar: al-Amin (orang bijak dan terpercaya) . Mengenai hal ini, Allah berfirman: “Yang ditaati di sana (alam malakut; malaikat) lagi terpercaya” . Rasulullah junjungan kita merupakan uswatun hasanah bagi kita; umat islam. Sifat-sifat, tutur kata dan perilaku keseharian beliau sangat patut diteladani. F. Diutusnya Aisyah berkata: “Wahyu pertama yang diterima Rasulullah berupa mimpi yang nyata. Wahyu itu terlihat jelas bagaikan terangnya waktu shubuh. Setelah itu, Nabi SAW. mulai suka ber-khalwat (menyepi sambil berdzikir dan mendektkan diri kepada Sang Maha Pemberi Petunjuk). Beliau pergi kegua Hira , gua itu berada di sebauh bukit, namanya Jabal Nur untuk ber-tahannus dan membawa bekal secukupnya. Beliau tak jarang berada di sana berhari-hari lamanya. Berangkat beliau membawa bekal secukupnya, baru turun bukit untuk kembali ke rumah jika pembekalannya habis. Setiap bulan Ramadlan beliau menghabiskan waktunya di sana; menyendiri. Tepat pada tanggal 17 Ramadlan beliau terus bertahan di sana, tiba-tiba Malaikat Jibril datang. Beliau ketakutan karena merasa asing dengan “seseorang” yang datang dengan tidak diundang itu . Jibril berkata dan memperkenalkan diri: “Wahai Muhammad, aku adalah Jibril membawa wahyu dari Allah, Tuhanmu yang menciptakan alam semesta ini”. “Wahai Muhammad, bacalah!”. Muhammad menjadi bingung. Apa yang harus dibaca. Sedangkan di tempat itu tidak ada tulisan sama sekali. “Apa yang harus aku baca?” Tanya Muhammad dengan suara gemetar. “Bacalah, bacalah dengan nama Tuhanmu yang menjadikan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu sungguh sangat mulia, yang mengajarkan manusia dengan pena, mengajarkan manusia tentang sesuatu yang tidak diketahui!” kata Jibril. Muhammad masih tertegun. Gemetar tubuhnya belum hilang. Jibril tiba-tiba mendekapnya sehingga seakan-akan dada Muhammad SAW. menjadi sesak. Sesaat setelah itu dilepaskannya, baru Muhammad SAW. menjadi sedikit tenang. “Hari ini Allah telah mengangkatmu sebagai nabi dan rasul yang terakhir. Sampaikanlah kepada umat manusia tentang agama Allah yang benar dan diridhai ini!” kata Jibri, kemudian lenyap . Diriwayatkan dari Aisyah bahwa Harits ibn Hisyam bertanya kepada Rasulullah: “ Wahai Rasulullah, bagaimanakah wahyu datang kepadamu?” Beliau menjawab: “Kadangkala wahyu itu datang bagaikan bunyi lonceng, inilah yang paling berat bagiku, kemudian berhenti dan aku telah mengerti apa yang disampaikan olehnya. Kadangkala malaikat datang menyerupai seorang laki-laki, lalu ia berbicara padaku, dan aku mengerti apa yang ia ucapkan” . Muhammad SAW. yang telah diangkat menjadi nabi kemudian bergegas pulang. Sesampai di rumah Beliau nmenemui istrinya, Khadijah. Beliau menceritakan pengalaman aneh yang baru saja dialami di Gua Hira. “Aku didatangi makhluk yang mengaku sebagai Malaikat Jibril. Dia mengatakan, diriku diangkat oleh Allah sebagai nabi dan rasul” katanya cemas. “Wahai suamiku, janganlah engkau cemas. Sesungguhnya kabar itu sangat menyenangkan. Semoga engkau sabar dan mampu melaksanakan amanat dari Allah” kata Khadijah menghibur suaminya. Sejak itu Nabi Muhammad SAW mulai melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi. Pertama kali Rasulullah mengajak istrinya, Khadijah. Kemudian Ali bin Abu Thalib, saudara sepupunya. Selanjutnya Rasulullah mengajak Abu Bakar, sahabat karib beliau, yang ketika diberi tahu, langsung menyatakan keislaman dan keimanannya. Melalui Abu Bakar, ajaran baru itu sampai pada telinga orang-orang, namun secara bisik-bisik. Akhirnya Utsman bin Affan, Zubair, Sa’ad bin Waqash, Thalhah bin Ubaidillah, Abdurrahman bin Auf, Fatimah bin Khatab menyatakan dirinya masuk islam dan beriman bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah . Nabi Muhammad mendakwahkan ajarannya secara sembunyi-sembunyi selama tiga tahun, setelah itu, wahyu kedua turun yang memerintahkan agar berdakwah secara terang-terangan. Wahyu tersebut berbunyi, yang artinya: “Maka jalankanlah (laksanakanlah) apa yang telah diperintahkan kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik!” Sejak turunnya wahyu yang kedua, Rasulullah mulai berdakwah secara terang-terangan. Beliau menawarkan ajaran barunya, dengan cara mengundang pemuka-pemuka masyarakat dan dikumpulkan di suatu tempat, kemudian berpidato di depan para undangan. Harapan Rasulullah untuk mengajak orang-orang yang diundangnya tidak sesuai harapan. Namun. Beliau tetap bersabar menghadapinya. Rasulullah terus berdakwah di kota kelahirannya, Makkah sampai pada tahun ke-13 dari kenabiannya, kemudian beliau hijrah ke Yatsrib (Madinah al-Munawwarah) selama 10 tahun. Rasulullah Muhammad SAW menyampaikan risalah Allah selama 23 tahun, dari mulai beliau berusia 40 tahun sampai berusia 63 tahun. G. Isro’ dan Mi’rojnya Suatu pagi Rasulullah SAW. berada di rumah saudara sepupunya; Umi Hani’, putri Abu Thalib. Selesai shalat shubuh beliau memanggil Umi Hani’. “Wahai Uma Hani’, aku hendak bercerita. Kuharap engkau percaya dengan cerita yang hendak kusampaikan”. Kata nabi ketika Umi Hani’ datang dan duduk bersila di depan beliau. “Cerita apa?” Umi Hani’ penasaran. “Semalam aku mengalami peristiwa aneh. Sehabis shalat Isya’ aku diberangkatkan ke Baitul Maqdis di Palestina. Aku juga berkesempatan melakukan shalat subuh bersamamu. Sekarang aku akan menemui orang-orang Quraisy dan menceritakan kisah Isra’ku kepada mereka. Aku akan meyakinkan kepada mereka akan keesaan dan kekuasaan Allah Yang Maha Besar. Sungguh hal ini merupakan suatu mu’jizat pertanda kebenaran risalah kenabianku”. Kata Nabi Muhammad. Nabi Muhammad beranjak dari tempat duduknya. Ketika mau melangkah, Umi Hani’ buru-buru menarik lengan bajunya dan berkata: “Wahai sepupuku, jangan engkau menemui orang-orang yang keras kepala. Bukankah mereka menentang kenabianmu. Kuharapkan jangan kau ceritakan pengalamanmu semalam kepada mereka. Pasti mereka tak akan percaya dan menganggapmu pembohong besar. Engkau hanya akan menjumpai ejekan-ejekan yang menyakitkan hati!”. Namun. Nabi Muhammad memaksakan diri untuk keluar rumah. Beliau akan menyampaikan amanat Tuhan berupa risalah kebenaran bagi umat manusia, terutama kaum Quraisy . Pagi itu Rasulullah bergegas menuju ke Masjidil Haram. Kebetulan saat itu pemuka Quraisy sedang berkumpul dan membiracakan sesuatu. Abu Jahal berdiri menyambut kedatangan nabi. Seperti biasa, ketika bertemu, Abu Jahal melontarkan kata-kata ejekan. “Adakah sesuatu yang hendak kau sampaikan kepada kami, wahai Muhammad?. Paling-paling cerita kosong yang membosankan” Tanpa merasa diejek, Rasulullah menjawabnya: “Ya, aku ingin menyampaikan kepadamu bahwa semalam aku diisra’kan oleh Allah”. “Diisra’kan ke mana?” Tanya Abu Jahal, penasaran. “Ke Baitul Maqdis, Palestina”, jawab nabi “Dan pagi harinya engkau sudah ada di sini, di tengah-tengah kami. Apa mungkin? Kau selalu berbohong, wahai Muhammad” kata Abu Jahal. “Benar, aku tida pernah berbohong”. Percakapan sengit terus berlanjut antara nabi dan orang-orang Quraisy. Orang-orang yang kuat imannya semakin tegas menanggapi pembicaraan orang-orang Quraisy dan semakin kuat imannya. Sedangkan orang-orang yang lemah imannya, terpengaruh oleh provokasi Abu Jahal, sehingga mereka menjadi goyah imannya dan meninggalkan Islam . H. Hijrahnya Berhijrahnya Rasulullah dari Makkah, kota kelahirannya menuju Yatsrib bukan semata-mata kemauan dan kehendak hati beliau sendiri, melainkan perintah dari Allah SWT. Pada waktu itu kaum kafir Quraisy Makkah mempunyai niat jahat, yaitu merencanakan membunuh Rasulullah SAW., rencana itu diketahui Rasulullah melalui wahyu Allah SWT. Kemudian, beliau diperintahkan agar meninggalkan kota Makkah, untuk hijrah ke kota Yatsrib. Perintah tersebut beliau sampaikan kepada sahabatnya, Abu Bakar, dan beliau mengajaknya agar menemani dalam perjalanan. Abu Bakar menyambut hangat ajakan tersebut dengan ikhlas hati. Abu Bakar menyiapkan dua ekor unta yang kuat dan cepat larinya. Rasulullah berbisik kepada Abu Bakar bahwa, pada malam hari nanti mereka harus keluar dari kota Makkah. Karena itu, Abu Bakar diminta mempersiapkan diri dan jangan keluar dari rumahnya sendiri . Malam itu, diketahui bahwa beberapa pemuda pemberani dari masing-masing suku mengepung rumah Rasulullah. Masing-masing pemuda itu menenteng pedang terhunus yang siap memenggal leher Rasulullah. Malam yang sangat mencekam itu, Rasulullah di rumahnya ditemani oleh Ali bin Abu Thalib, sepupu beliau. Jika seandainya pemuda yang berbadan kekar itu menerobos ke dalam rumah, maka tak mungkin Ali bisa mencegahnya. Namun, Ali tetap berkeyakinan bahwa, Allah akan menjaga Rasulullah dan kesalamatan dirinya. Walau seandainya terjadi sesuatu yang buruk, Ali siap menghadapinya. “Di luar banyak pemuda dengan pedang terhunus. Apakah engkau mau menggantikanku tidur di ranjangku? Pakailah mantel dan selimutku!” Ali sepontan menjawab tanpa terbersit rasa takut sedikitpun: “Demi Allah, aku siap penggantikanmu, Ya Rasulullah. Segera pergilah dari rumah ini!. Semoga Allah melindungimu”. Sementara pemuda-pemuda itu tiba-tiba terlelap tidur. Rasulullah berlahan-lahan membuka pintu rumahnya, lalu beliau mengambil segenggam pasir dan melewati mereka sambil membaca surat Yasin, pasir itu ditaburkan kepada para pemuda itu . Tanpa banyak bicara, Rasulullah dan Abu Bakar melompat ke punggung unta. Lencutan yang keras membuat unta itu berlari kencang ke luar kota Makkah. Sementara Ali masih ada di ranjang Rasulullah, menutup tubuhnya dengan mantel dan selimut Rasulullah. Para pemuda itu sadar bahwa diri mereka diserang kantuk. Setelah mereka bangun, segera mengintip ke dalam rumah Rasulullah. Salah seorang dari mereka mengetahui bahwa pintu Rasulullah sedikit terbuka. Mengetahui hal itu, salah seorang masuk menerobos ke dalam rumah Rasulullah. Pemuda dengan pedang terhunus di tangan menuju ranjang Rasulullah, dia melihat seseorang tidur di atas ranjang itu, dan dia menyangka bahwa seseorang yang tidur itu adalah Rasulullah SAW. Kemudian, selimut punutup tubuh orang itu ditarik dan dibukanya. Ternyata, orang yang tidur di atas ranjang itu bukan Rasulullah, melainkan Ali bin Abu Thalib. Lalu, mereka segera pergi . Pagi harinya Abu Lahab dan antek-anteknya mengejar ke liar kota Makkah, sampailah mereka ke bukit Tsur. Di bukit itu terdapat sebuah gua. Dia curiga, Rasulullah dan Abu Bakar bersembunyi di dalam gua itu. Abu Lahab hendak masuk ke dalamnya, namun dilihatnya, mulut gua itu tertutup oleh sarang laba-laba, dan sepasang merpati bersarang di cela-cela batu. Ketika burung melihat Abu Jahal dan mendekatinya, ia terbang dan meninggalkan sarang telurnya. Akhirnya Abu Jahal menyimpulkan, bahwa boronannya tidak mungkin bersembunyi di dalam gua itu. Dan dia berfikir, seandainya ada orang yang masuk ke dalam gua itu, pasti sarang laba-laba itu rusak. Padahal, Rasulullah dan Abu Bakar berada di dalamnya, tapi Allah melindungi hamba-Nya dengan mengalihkan perhatian. Diciptakan sarang laba-laba yang bersarang dan burung merpati yang bertelur. Di Gua Tsur Rasulullah dan Abu Bakar bersembunyi selama tiga hari, setelah dipastikan aman, baru beliau keluar dari persembunyiannya, dan langsung meneruskan perjalanannya; menuju Yatsrib (Madinah al-Munawwarah). Setelah itu, bukan tidak ada halangan yang merintang, namun halangan itu dapat ditempuh dengan pertolongan Allah SWT. Rasulullah dan sahabat karibnya; Abu Bakar mengarungi jalan yang penuh rintangan selama 12 hari, kalau siang panasnya membakar kulit, kalau malam udara dinginnya menusuk tulang,. Akhirnya, tepat pada tanggal 12 Rabiul Awal 622 Masehi beliau berdua sampai juga ke daerah kota yang ditujunya; Madinah al-Munawwarah. Beliau berdua singgah di dusun Qubah, di sebuah rumah orang muslim yang bernama Amr bin Aud untuk melepaskan lelah selama 3 hari, selama waktu itu Rasulullah membangun Masjid, dan masjid itu merupakan masjid pertama yang dibangun Rasulullah, kemudian dikenal Masjid Qubah. Dusun Qubah kira-kira 3 mil dari pusat kota Madinah. Setelah nyampek 3 hari di Qubah, kemudian Rasulullah melanjutkan perjalanannya menuju ke pusat kota Madinah. Sesampainya Rasulullah ke Madinah, penduduk Madinah menyambut beliau dengan meriah. Mereka rindu dan mengharap-harap kedatangan beliau sejak lama. Para pemuka suku Aus dan Khazraj beret memegang tali unta Rasulullah dan Abu Bakar. Mereka menyanyikan syiir dan shalawat memuji-muji Rasulullah SAW.. “Lepaskan tali untaku. Ia tahu, jika diperintahkan berhenti oleh Allah, maka di sanalah aku bertempat tinggal untuk sementara waktu”. Kata Rasulullah SAW. Unta itu terus berjalan seperti sedang mencari tempat pemberhentian yang cocok. Di depan sebuah rumah milik Malik bin Najjar, tiba-tiba unta itu berhenti di atas jemuran dua anak yatim, yang bernama Sahal dan Suhail. Namun, Rasulullah tetap di punggung unta itu. Akhirnya, unta itu berjalan kembali dan baru berhenti kembali dan berlutut di depan pintu rumah Abi Ayub. “Di sinilah, di tempat inilah aku harus tinggal” kata Rasulullah sambil berdoa: “Ya Tuhanku, tempatkanlah aku di tempat yang Engkau berkahi” . Rasulullah turun dari punggung unta dan disambut oleh Abi Ayub dengan senang hati. Abi Ayub segera membawa pelana unta itu berikut bawaan beliau ke rumahnya. Sedangkan unta Rasulullah dituntun oleh As’ad bin Zararah, dibawa kerumah kedua anak yatim itu, dan ternyata yang mengasuh kedua anak itu adalah Abi Ayub. Berselang beberapa hari setelah Rasulullah sampai ke Madinah, beliau mengadakan pertemuan. Beliau mengundang dan mengumpulkan para sahabat yang berhijrah dari Makkah, dan penduduk asli Madinah yang terdiri dari suku Khazraj dan Aus. Mereka menjalin tali persaudaraan dan berjanji akan saling tolong-menolong. Dari perkumpulan ini, timbullah istilah yang sampai saat ini masih tidak asing di telinga kita, yaitu: Kaum Muhajirin (disebutkan bagi sahabat yang ikut hijrah ke Madinah; asli penduduk Makah), dan Kaum Anshar (disebutkan bagi sahabat asli Madinah) . I. Peperangan dan Ekspidisi Militernya Ibnu Qayyim berkata, peperangan yang beliau ikuti maupun tidak, serta ekspedisi militer yang beliau kirim terjadi setelah hijrah dalam kurun waktu 10 tahun. Beliau memimpin langsung 27 peperangan. Ada yang mengatakan hanya 25 peperangan, dan ada pula yang mengatakan lebih banyak, yaitu 29 peperangan. Diantara pertempuran itu, nabi turut bertempur dalam sembilan peperangan. Antara lain: Perang Badar, Uhud, Khandaq, Quraizhah, Musthaliq, Khaibar, Fathu Makkah, Hunain dan Thaif. Ada yang mengatakan, beliau juga turut bertempur pada peperangan Bani Nazhir, Ghabal, dan Wadil Qura di pelosok-pelosok Khaibar . Ekspedisi militer dan peperangan yang tidak beliau ikuti (syiayah) kurang lebih 60 peristiwa, peperangan besar dan penting ada tujuh: Perang Badar, Uhud, Khandaq, Khaibar, Fathu Makah, Hunain dan Tabuk. Beberapa ayat dan surat al-Quran yang diturunkan berkenaan dengan peperangan ini, surat al-Anfal misalnya, juga dinamakan surat Badar, akhir surat Ali-‘Imran untuk perang Uhud, yaitu firman Allah: “Dan (ingatlah), ketika kamu berangkat pada pagi hari dari (rumah) keluargamu, aku menempatkan para mukmin pada beberapa tempat untuk berperang, dan Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui” Adapun perang Khandaq, Quraizhah dan Khaibar dikisahkan pada permulaan surat al-Ahzab. Perang Bani Nadhim disebutkan dalam surat al-Hasyr. Kisah Hudaibiyah dan Khaibar dikisahkan sekilas dalam surat al-Fath dan diperinci di dalam surat an-Nashr . Dalam pertempuran yang Rasulullah ikuti, kaum Muslimin meraih kemenangan gemilang dalam dua pertempuran; yaitu Perang Badar dan Hunain. Dalam Perang Thaif Rasulullah bertempur dengan menggunakan pelontar batu. Sedangkan dalam Perang Ahzab kamu Muslimin menggali parit sebagai benteng pertahanan sesuai usul Salman al-Farisi . J. Wafatnya Setiap makhluk di dunia ini akan binasa, akan hancur pada saat yang dijanjikannya. Allah berfirman: “Kullu nafsin dzaaiqotu al- maut”, akan tetapi kita semua tidak mengetahui kapan saat (kematian), hal itu merupakan rahasia (sir) Allah. Kekasih Allah (habibullah) Muhammad ibni Abdullah pun juga wafat setelah selesai menyampaikan risalah suci (al-Quran). Beliau wafat pada hari senin , pada usia 63 tahun, atau 23 tahun dari kenabiannya. Rasululllah wafat di rumah Beliau; Masjid al-Nabawi, Madinah al-Munawwarah. Nabi tidak meninggalkan (mewariskan) apa-apa kepada keluarga maupun kepada umatnya kecuali dua hal, yaitu: al-Quran dan al-Hadits . Apabila umat Islam berpegang pada keduanya, akan selamat di dunia dan di akhirat. Wallahu a’lam bi al-shawwab.. Sholluu ‘Ala al-Annabii… 
DAFTAR PUSTAKA 
 Al-Quran. Al-Hadits. Al-Qalami, Abu Fajar, 2001, Nabi Ditentang Nabi Dikenang, Jakarta: Gitamedia Press. Al-Yahsubi, Qadi ‘Iyadibn Musa, 1999, Sirah Muhammad Rasulullah SAW. Junjungan Ummat, buku pertama, Jakarta Jakarta: Raja Grafindo Persada. Jad al-Ma’ad. Mutawakkil, Ahmad Musthafa, 2009, Syama’il Rasulullah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar