Sabtu, 19 Juli 2014

ILMU AKHLAK


                                                                                                                                            Ilmu Akhlak
Ilmu akhlak sebagaimana diungkapkan oleh Ahmad Amin adalah ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang muslim kepada orang lain, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukan jalan untuk melakukan apa-apa yang harus diperbuat[1].
Banyak pakar ilmu akhlak mendefinisikan berbeda-beda tentang ilmu tersebut, antara lain: H. M. Rasyidi menyatakan bahwa ilmu akhlak adalah suatu ilmu pengetahuan yang membicarakan tentang kebiasaan-kebiasaan pada manusia, yakni budi pekerti mereka dan perinsip-perinsip yang merekan gunakan sebagai kebiasaan. Ilmu akhlak menurut al-Ustadz Jaad Maulana adalah ilmu yang digunakan untuk mempertimbangkan perkataan dan perbuatan manusia[2].
Menurut Mahdi Ahkam adalah ilmu yang menyelidiki perbuatan manusia dari arah baik dan buruk, atau ilmu percontohan tertinggi untuk perbuatan manusia. Dan ilmu akhlak adalah ilmu yng menyelidiki aturan-aturan yang menguasai perbuatan manusia dan menyelidiki tujuan yang terakhir bagi manusia[3].
Dari beberapa definisi di atas pada dasarnya mempunya arti yang sama, walau berbeda redaksi. Tetapi definisi yang dikemukakan oleh Ahmad Amin di atas menampung unsur-unsur yang menjadi sadaaran ilmu akhlak dan juga lebih mudah dipahami.


[1] Ahmad Amin, Etika ilmu akhlak. Jakarta: Bulan Bintang.
[2]   Asmaran, hal. 5.
[3]  Djatnika, hal. 31.

Selasa, 15 Juli 2014

APA ITU AKHLAK



                                                                           Definisi Akhlak
Definisi atau pengertian akhlak secara bahasa (etimologi), kata akhlak berasal dari bahasa Arab akhlaq (أخلاق) dalam bentuk jama’, sedangkan bentuk mufradnya adalah khuluq (خلق), yang berarti “budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat”[1].
Sedangkan definisi akhlak secara istilah (terminologi), sebagaimana yang telah dijelaskan oleh pakar akhlak, yaitu: Iman Ibnu Miskawaih, Ahmad Admin, dan juga diungkapkan al-Ghazali adalah, perangai yang melekat pada diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu[2].
Demikian definisi akhlak (perangai). Berperangai yang baik sangat dianjurkan oleh syariat Islam, karena memang visi utama Rasulullah Muhammad ibn Abdillah al-Quraisyi menyebarkan agama Islam adalah untuk menyebarkan perangai yang baik, sesuai dengan sabda beliau: “sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”[3]. Seseorang tanpa perangai yang baik tidak berarti di masyarakat, sepintar apapun orang itu kalau tanpa akhlak (perangai) yang baik, orang itu tidak akan berarti, malah dicaci oleh masyarakat karena perangai jeleknya, na’udzubillahi min dzalik.
Sepatutnya seorang muslim digembleng sejak dini dengan pengetahuan (ilmu akhlak) yang mengantarkan mereka pada perangai yang baik, dan kemudian melatih mereka dengan cara memperaktekkannya di alam nyata; kepada kedua orang tua mereka, teman sepermainan dan masyarakat sekitar.
Kita sebagai umat Muhammad ibni Abdillah; umat Islam, sepatutnya kita mencontoh akhlak dan laku lampah (perilaku) beliau. Akhlak Rasulullah Muhammad adalah al-Quran al-Karim[4]. Istri Rasulullah; ‘Aisyah ketika ditanya oleh para sahabat tentang bagaimana akhlak Rasulullah, ‘Aiayah ra. Menjawab: كان خلقه القرأن (أبو دود و ابن ماجه). Artinya: “Bahwa akhlak Rasulullah itu adalah al-Quran”[5].
Ibnu Ashim dalam bukunya al-Nihayah yang dikutip oleh Humaidi Tata Pangarsa dalam bukunya Akhlak yang Mulia yang dikutip juga oleh Ali Mas’ud menjelaskan bahwa, yang dimaksud dengan akhlak al-Quran adalah: bahwa Rasulullah itu selalu berpegang pada perintah-perintah, larangan-larangan, dan ketentuan-ketentuan dan sepak terjang Rasulullah adalah manifestasi dari ajaran-ajaran al-Quran[6].
Rasulullah juga bersabda mengenai sabab-musabab diutusnya menyampaikan risalah al-Quran ke dunia ini adalah: “Innamaa bu’itstu li utammima makaarima al-Akhlak[7], artinya: aku diutus untuk menyampaikan akhlak yang mulia.
Ini semua adalah sebagian dari ayat-ayat alQuran dan al-Sunnah yang keduanya merupakan sumber terbesar akhlak mulia dan juga merupakan cerminan akhlak dan keperibadian Baginda Rasulullah Muhammad ibni Abdillah al-Quraisyi.


[1] Faruq ‘Abd al-Mu’thi, Nushus wa Mushthalahat al-Falsafah, Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah, hal. 319.
[2] Rahmat Djanika,:27.
[3] Al-Hadits.
[4] Ali Mas’ud, Akhlak Tasawuf, Sidoarjo: CV. Dwiputra Pustaka Jaya, hal. 4.
[5] Al-Hadits, yang diceritakan oleh Imam Abu Daud dan Ibnu Majah.
[6] Ali Mas’ud, Akhlak Tasawuf, Sidoarjo: CV. Dwiputra Pustaka Jaya, hal. 4.
[7] Al-Hadits.