TEORI DAN ASAS PENDIDIKAN ISLAM
Oleh: Abdurrahman Khazin
A.
Pendahluan
Pendidikan merupakan salah satu bagian yang tidak dapat
dipisahan dari hidup dan kehidupan manusia. Pendidikan pada dasarnya merupakan
usaha sadar yang kemudian diarahkan untuk mematangkan potensi sebagai fitrah
manusia, agar pasca tercapainya kematangan itu dia mampu memerankan diri
sebagai amanah yang disandangnya (sebagai khalifah) dan mampu mempertanggung
jawabkan pelaksanaan kepada Sang Pencipta
Pendidikan sangat penting adanya. Dalam hal ini, John Dewey
berpendapat: pendidikan merupakan salah satu kebutuhan, fungsi sosial,
bimbingan, dan sarana pertumbuhan yang mempersiapkan dan membukakan serta
membentuk disiplin hidup (Zakiah Darajat, 1983:1). Pernyataan ini
mengisyaratkan bahwa setidaknya dalam suatu komunitas manusia itu memerlukan
pendidikan. Karena adanya pendidikan secara alamiah sudah merupakan suatu
kebutuhan manusia.
Pendidikan di zaman sekarang ini sangat diperlukan dan
penting, apalagi ketika perkembangan teknologi sekarang ini semakin canggih,
persaingan semakin ketat. Melihat kenyataan sekarang ini, pendidikan itu perlu
ditingkatkan. Pendidik dan anak didik harus saling menyadari terhadap
pentingnya pendidikan ini, supaya bisa dan mampu menjawab tantangan-tantangan
zaman modern ini. Pendidikan merupakan suatu kunci kesuksesan. Saya mengungkapkan
seperti ini, karena tanpa pendidikan manusia itu tidak akan mempunyai ilmu atau
pengetahuan. Sedangkan ilmu itu sendiri menunjukkan cara-cara untuk melangkah
kejalan kesuksesan.
B.
Pembahasan
1.
Teori Pendidikan
a.
Pengertian Teori
Kata teori menurut hemat saya merupakan dalil atau bisa
dikataka juga sebagai panduan dan pedoman seseorang untuk mengerjakan sesuatu
secara praktis. Menurut istilah, kata teori didefinisikan sebagai patokan dasar
atau garis-garis dasar sains dan ilmu pengetahuan Sedangkan menurut salah satu
tokoh pendidik (O’Connor) mendefinisikan kata teori sebagai berikut: teori
merupakan sebuah tema yang apik. Teori yang dimaksudkan hanya dianggap absah
manakala kita tetapkan hasil-hasil eksperimintal yang dibangun dengan baik
dalam bidang psikologi atau sosiologi sehingga sampai pada praktek kependidikan
b.
Pengertian Pendidikan
Pendidikan merupakan proses yang dibuat atau dibangun oleh
masyarakat pada umumnya atau para pendidik pada hususnya untuk membawa
generasi-generasi muda ke arah kemajuan dengan cara-cara tertentu sesuai dengan
kemampuan para pendidik, dengan catatan proses tersebut berguna untuk mencapai
tingkat kemajuan yang lebih tinggi. Berdasarkan definisi tersebut, pendidikan
itu bukan dimulai dari sebelum manusia itu dilahirkan ke jagat raya ini. Akan
tetapi, pendidikan ini dimulai dari sejak manusia (para generasi) itu sudah
punya akal, dalam artian para generasi itu sudah mampu membedakan antara
sesuatu yang baik dan yang tidak baik (tamyiz/baligh).
Bagaiman para pendidik akan mendidik para generasinya yang
masih mementingkan keperluannya sendiri? Kenyataannya para gerasi yang masih
belum tamyiz/baligh, mereka lebih mementingkan keperluannya sendiri dan mereka
belum sadar terhadap masa depannya yang tidak bisa dielaklan lagi membutuhkan
ilmu pengetahuan. Tanpa ilmu pengetahuan, hidup mereka tidak akan cemerlang.
Pertanyaannya sekarang, dari mana generasi-generasi itu akan dapat ilmu
pengetahuan?. Jawabannya tidak lain adalah dari seorang pendidik yang menerapka
metode-metode pembelajaran dan juga harus melalui proses yang disebut di atas.
Melihat
pernyataan saya di atas, berarti pendidikan itu ada batasnya. Kenyataannya
memang benar, pendidikan itu ada batasnya. Didikan itu harus dimulai ketika
peserta didik (para generasi) itu sudah mampu dan sadar akan masa depannya yang
akan dihadapi kelak. Pernyataan ini insya-Allah akan dibahas lebih mendalam di
poin terahir di makalah ini.
2.
Asas pendidikan
a.
Alquran
Islam mengatakan, bahwa Alquran itu merupakan wahyu Allah
yang diturunkan kepada Nabi Muhamad dengan melalui Ruh al-Amin (Malaikat
Jibril) dan membacanya bernilai ibadah. Nama lain dari Alquran adalah Alkitab
dan lain sebagainya. Alquran ini berisikan segala hal mengenai petunjuk yang
membawa manusia kebahagiaan di dunia dan di hari kiamat kelak. Isi Alquran ini
mencakup segala sesuatu, di antaranya ilmu pengetahuan yang bermanfaat (‘ilmun
nafi’). Ilmu pengetahuan ini mengatur manusia tentang bagaimana cara
berhubungan dengan Allah, sesame, dan lingkungan sekitarnya secara benar. Demi
mengatur perjalanan ini, Alquran menyodorkan pandangan yang pasti, bahwa
manusia itu merupakan individu dan anggota masyarakat.
Eksistensi pandangan Alquran ini mengacu pada kehidupan di
dunia ini yang porsinya tidak jauh beda dengan kehidupan di ahirat kelak yang
tidak mungkin dapat diingkari keberadaannya. Alquran telah menjelaskan tentang
seluk-beluk kehidupan di dunia dan di ahirat kelak.
Alquran berasal dari kata dasar qoro’a yang berarti membaca.
Sedangkan Alkitab berasal dari dasar kataba yang berarti menulis. Maka dua kata
ini (qoroa dan kataba) dikaitkan dengan konsep pendidikan, yaitu membaca dan
menulis, dengan pengertian yang sangat luas.
b.
Hadis
Hadis merupakan asas pendidikan ke-2 dari Alquran. Nabi
Muhamad sendiri mengidentifasikan pesan dakwahnya sebagai pendidik dan
pengajar. Hadis ini merupakan pelengkap dari pembahasan Alquran.
Nabi Muhamad bersabda, yang artinya: carilah ilmu walaupun
sampai ke negara Cina. Hadis ini adalah salah satu dalil tentang hadis sebagai
asas pendidikan dan sebagai bukti bahwa pendidikan itu sangat penting.
Selain asas-asas di atas, ada beberapa asas yang penting juga
diketahui, yaitu:
1) Asas historis yang mempersiapkan pendidik dengan hasil
pengalaman masa lalu, dengan undang-undang dan peraturan-peraturannya. Asas ini
meliputi sebahagian ilmu sejarah dan arkeologi, dokumen-dokumen dan benda-benda
tertulis yang dapat menolong menafsirkan pendidikan dari segi sejarah dan
peradaban.
2) Asas sosial yang memberi kerangka budaya dari mana pendidikan
itu bertolak dan bergerak. Asas sosial ini meliputi sebagian ilmu sosiologi dan
kependu¬dukan, antropologi yang dapat menafsirkan masyarakat dan lain-lain.
3) Asas ekonomi yang memberinya perspektif tentang potensi-potensi
manusia dan keuangan, materi, dan lain sebagainya. Asas ekonomi meliputi
sebagian ilmu ekonomi dan akauntan, dan lain sebagainya.
4) Asas politik dan administrasi yang memberinya bingkai ideologi
(aqidah) dari mana ia bertolak untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan dan
rencana yang telah dibuat oleh para generasi tersebut. Asas ini meliputi
sebagian ilmu administrasi dan organisasi, undang-undang dan perundang-undangan
yang dapat menafsirkan susunan organisasi pendidikan dan menga¬rahkan geraknya
pendidikan tersebut.
5) Asas psikologi yang memberinya informasi tentang watak anak
didik, pendidik, cara-cara terbaik dalam praktek, dan bimbingan. Asas psikologi
ini meliputi sebagian ilmu tingkahlaku, biologi, dan komunikasi yang sesuai,
untuk memahami pengajaran dan proses belajar mengajar, dan lain-lain.
6) Asas filsafat yang berusaha memberi kemampuan memilih yang lebih
baik, memberi arah suatu sistem, dan memberi arah kepada semua asas-asas yang
lain. Asas filsafat ini mengandung sebagian ilmu etika dan estetika, ideologi
dan logika.
3.
Tujuan pendidikan
Setiap sesuatu itu diciptakan Allah pasti ada tujuannya, tapi
kebanyakan manusia tidak tahu apa tujuan Allah menciptakan mahluknya. Allah
mencipatakan manusia dan jin, tujuannya tidak lain untuk beribadah dan
menyembah kepada-Nya, tapi mereka banyak yang membangkang. Begitu juga
pedidikan, pendidikan ini bertujuan untuk mempertinggi nilai-nilai ahlak
sehingga mencapai ahlak yang karimah atau mulia. Tujuan ini tidak jauh berbeda
dengan misi kerasulan Muhamad, yaitu membimbing manusia agar berahlak mulia.
Pernyataan di atas ketika dihadapkan pada zaman modern ini,
ada sedikit ketidak cocokan, karena kenyataannya banyak orang yang
berpendidikan hususnya dewasa ini, tapi ahlaknya tidak karuan (amoral). Mereka
mengalami dekadensi moral (ahlak) besar-besaran. Penyebab utamanya adalah
mereka lebih mengasah intelektualnya dibandingkan spiritual. Untuk lebih
mengenak terhadap tujuan pendidikan di zaman modern ini, para generasi
dianjurkan untuk menyeimbangkan kemampuan intelektual dan spiritualnya.
4.
Batasan-batasan Pendidikan
Pendidikan ternyata ada batasan-batasannya. Pernyataan
disamping ternyata menumbuhkan sebuah pertanyaan yang sangat mengenak terhadap
pernyataan tersebut. Pertanyaannya adalah kapankah pendidikan itu dimulai dan kapan
pula pendidikan itu harus diahiri?. Secara umum batas pendidikan dipahami
sebagai rentang waktu pekerjaan mendidik sejak dimulai sampai berahirnya
pekerjaan mendidik tersebut. Ketika kita berkaca pada konsep pendidikan barat,
konsep pendidikan barat menjelaskan bahwa batas pendidikan diawali sejak
anak-anak (para generasi) sesudah memahami adanya wibawa (gezag) dan diahiri
setelah mencapai tingkat kedewasaan.
Menurut para ahli didik (pendidik), pemahan terhadap gezag
baru dimiliki anak normal pada usia sekitar 6-7 tahun. Pada usia ini para
generasi sudah dianggap mempunyai rasa sosial, artinya mereka sudah mulai
menghargai orang lain, rasa keegoan mereka sudah menurun. Ketika para generasi
sudah punya gezag, mereka sudah bisa membedakan perintah dan larangan
dikerjakan (tamyiz/baligh). Oleh karena itu, adanya pendidikan bagi para
generasi sudah sangat dianjurkan.
Sedangkan batas ahir pendidikan, apabila mereka sudah
mencapai tingkat kedewasaan. Menurut para ahli didik, batas ahir pendidikan ini
yang normal pada usia sekitar 25 tahun. Pada usia ini, meraka tinggal
menerapkan apa-apa yang telah dicapai sewaktu di bangku pendidikan. Meraka
sudah punya kewajiban untuk mengamalkan dan mengajrkan ilmunya yang telah
didapat.
C.
Penutup
Pendidikan bagi para generasi kita sangat penting adanya.
Karena mereka yang akan meneruskan dan memperkuat perjuangan kita kedepan.
Pendidikan punya teori yang harus dijalan, teori ini sudah dijelaskan di poin
pertama di atas. Pendidikan juga punnya dasar yang harus diketahui oleh para
anak didik, di antara dasarnya adalah al-Quran dan al-Hadis. Isi kedua dasar
ini sangat lengkap, mulai dari mu’amalah, pendidikan, dan lain-lain.
Pendidikan juga ada tujuannya, tujuan pendidikan secara umum
adalah untuk mempertinggi nilai-nilai ahlak sehingga mencapai ahlak yang
karimah atau mulia. Pendidikan ternyata ada batasan-batasannya. Batas
pendidikan ini diawali sejak anak-anak (para generasi) sesudah memahami adanya
wibawa (gezag) dan diahiri setelah mencapai tingkat kedewasaan.
DAFTAR PUSTAKA
Dep-Pen-Nas, Tanpa Tahun, Kecakapan Hidup: Melalui Pendekatan Pendidikan Berbasis Luas, Surabaya: Surabaya Intellectual Clup (SIC).
Suwarno, Wiji, 2006, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Arifin, Muhammad, 1993, Ilmu Pendidikan Islam: Suatu Tujuan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipline, Jakarta: Bumi Aksara.
Langgulung, Hasan, 1988, Asas-Asas Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Al-Husna.
Toha, Moh, 2011, Agama Islam :http://id.shvoong.com/2131065-pengertian-teori/
Usa, Muslih, 1991, Pendidikan Islam di Indonesia, Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya.
Nasution, S., 1995, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara.
Dep-Ag, Tanpa Tahun, Alquran, Surabaya: Al-Hidayah.
Saleh, Abdurrahman, 1994, Teori-Teori Pendidikan Berdasarkan Alquran, Jakarta: PT. Renika Cipta.
Ma’shum, Ali, Tanpa Tahun, Alhadis, Surabaya: Al-Hidayah.
Tirtarahardja, Umar, dkk., 2005. Pengantar Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.
Dimas, 2011, Asas Pendidikan Islam dan Penerapannya: http://qym 788.blogspot. com/2009/03/ asas-asas-pendidikan-dan-penerapannya.html.
Barnadib, Imam, 1994, Pendidikan Perbandingan, Yogyakarta: Andi Off Set.
Daradjad, Zakiah, 1995, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aks
DAFTAR PUSTAKA
Dep-Pen-Nas, Tanpa Tahun, Kecakapan Hidup: Melalui Pendekatan Pendidikan Berbasis Luas, Surabaya: Surabaya Intellectual Clup (SIC).
Suwarno, Wiji, 2006, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Arifin, Muhammad, 1993, Ilmu Pendidikan Islam: Suatu Tujuan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipline, Jakarta: Bumi Aksara.
Langgulung, Hasan, 1988, Asas-Asas Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Al-Husna.
Toha, Moh, 2011, Agama Islam :http://id.shvoong.com/2131065-pengertian-teori/
Usa, Muslih, 1991, Pendidikan Islam di Indonesia, Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya.
Nasution, S., 1995, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara.
Dep-Ag, Tanpa Tahun, Alquran, Surabaya: Al-Hidayah.
Saleh, Abdurrahman, 1994, Teori-Teori Pendidikan Berdasarkan Alquran, Jakarta: PT. Renika Cipta.
Ma’shum, Ali, Tanpa Tahun, Alhadis, Surabaya: Al-Hidayah.
Tirtarahardja, Umar, dkk., 2005. Pengantar Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.
Dimas, 2011, Asas Pendidikan Islam dan Penerapannya: http://qym 788.blogspot. com/2009/03/ asas-asas-pendidikan-dan-penerapannya.html.
Barnadib, Imam, 1994, Pendidikan Perbandingan, Yogyakarta: Andi Off Set.
Daradjad, Zakiah, 1995, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aks
Tidak ada komentar:
Posting Komentar