Senin, 14 Oktober 2013

TEORI DAN ASAS PENDIDIKAN ISLAM



TEORI DAN ASAS PENDIDIKAN ISLAM
Oleh: Abdurrahman Khazin

A. Pendahluan
Pendidikan merupakan salah satu bagian yang tidak dapat dipisahan dari hidup dan kehidupan manusia. Pendidikan pada dasarnya merupakan usaha sadar yang kemudian diarahkan untuk mematangkan potensi sebagai fitrah manusia, agar pasca tercapainya kematangan itu dia mampu memerankan diri sebagai amanah yang disandangnya (sebagai khalifah) dan mampu mempertanggung jawabkan pelaksanaan kepada Sang Pencipta
Pendidikan sangat penting adanya. Dalam hal ini, John Dewey berpendapat: pendidikan merupakan salah satu kebutuhan, fungsi sosial, bimbingan, dan sarana pertumbuhan yang mempersiapkan dan membukakan serta membentuk disiplin hidup (Zakiah Darajat, 1983:1). Pernyataan ini mengisyaratkan bahwa setidaknya dalam suatu komunitas manusia itu memerlukan pendidikan. Karena adanya pendidikan secara alamiah sudah merupakan suatu kebutuhan manusia.
Pendidikan di zaman sekarang ini sangat diperlukan dan penting, apalagi ketika perkembangan teknologi sekarang ini semakin canggih, persaingan semakin ketat. Melihat kenyataan sekarang ini, pendidikan itu perlu ditingkatkan. Pendidik dan anak didik harus saling menyadari terhadap pentingnya pendidikan ini, supaya bisa dan mampu menjawab tantangan-tantangan zaman modern ini. Pendidikan merupakan suatu kunci kesuksesan. Saya mengungkapkan seperti ini, karena tanpa pendidikan manusia itu tidak akan mempunyai ilmu atau pengetahuan. Sedangkan ilmu itu sendiri menunjukkan cara-cara untuk melangkah kejalan kesuksesan.

B. Pembahasan
1. Teori Pendidikan
a. Pengertian Teori
Kata teori menurut hemat saya merupakan dalil atau bisa dikataka juga sebagai panduan dan pedoman seseorang untuk mengerjakan sesuatu secara praktis. Menurut istilah, kata teori didefinisikan sebagai patokan dasar atau garis-garis dasar sains dan ilmu pengetahuan Sedangkan menurut salah satu tokoh pendidik (O’Connor) mendefinisikan kata teori sebagai berikut: teori merupakan sebuah tema yang apik. Teori yang dimaksudkan hanya dianggap absah manakala kita tetapkan hasil-hasil eksperimintal yang dibangun dengan baik dalam bidang psikologi atau sosiologi sehingga sampai pada praktek kependidikan
b. Pengertian Pendidikan
Pendidikan merupakan proses yang dibuat atau dibangun oleh masyarakat pada umumnya atau para pendidik pada hususnya untuk membawa generasi-generasi muda ke arah kemajuan dengan cara-cara tertentu sesuai dengan kemampuan para pendidik, dengan catatan proses tersebut berguna untuk mencapai tingkat kemajuan yang lebih tinggi. Berdasarkan definisi tersebut, pendidikan itu bukan dimulai dari sebelum manusia itu dilahirkan ke jagat raya ini. Akan tetapi, pendidikan ini dimulai dari sejak manusia (para generasi) itu sudah punya akal, dalam artian para generasi itu sudah mampu membedakan antara sesuatu yang baik dan yang tidak baik (tamyiz/baligh).
Bagaiman para pendidik akan mendidik para generasinya yang masih mementingkan keperluannya sendiri? Kenyataannya para gerasi yang masih belum tamyiz/baligh, mereka lebih mementingkan keperluannya sendiri dan mereka belum sadar terhadap masa depannya yang tidak bisa dielaklan lagi membutuhkan ilmu pengetahuan. Tanpa ilmu pengetahuan, hidup mereka tidak akan cemerlang. Pertanyaannya sekarang, dari mana generasi-generasi itu akan dapat ilmu pengetahuan?. Jawabannya tidak lain adalah dari seorang pendidik yang menerapka metode-metode pembelajaran dan juga harus melalui proses yang disebut di atas.
Melihat pernyataan saya di atas, berarti pendidikan itu ada batasnya. Kenyataannya memang benar, pendidikan itu ada batasnya. Didikan itu harus dimulai ketika peserta didik (para generasi) itu sudah mampu dan sadar akan masa depannya yang akan dihadapi kelak. Pernyataan ini insya-Allah akan dibahas lebih mendalam di poin terahir di makalah ini.

2. Asas pendidikan
a. Alquran
Islam mengatakan, bahwa Alquran itu merupakan wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhamad dengan melalui Ruh al-Amin (Malaikat Jibril) dan membacanya bernilai ibadah. Nama lain dari Alquran adalah Alkitab dan lain sebagainya. Alquran ini berisikan segala hal mengenai petunjuk yang membawa manusia kebahagiaan di dunia dan di hari kiamat kelak. Isi Alquran ini mencakup segala sesuatu, di antaranya ilmu pengetahuan yang bermanfaat (‘ilmun nafi’). Ilmu pengetahuan ini mengatur manusia tentang bagaimana cara berhubungan dengan Allah, sesame, dan lingkungan sekitarnya secara benar. Demi mengatur perjalanan ini, Alquran menyodorkan pandangan yang pasti, bahwa manusia itu merupakan individu dan anggota masyarakat.
Eksistensi pandangan Alquran ini mengacu pada kehidupan di dunia ini yang porsinya tidak jauh beda dengan kehidupan di ahirat kelak yang tidak mungkin dapat diingkari keberadaannya. Alquran telah menjelaskan tentang seluk-beluk kehidupan di dunia dan di ahirat kelak.
Alquran berasal dari kata dasar qoro’a yang berarti membaca. Sedangkan Alkitab berasal dari dasar kataba yang berarti menulis. Maka dua kata ini (qoroa dan kataba) dikaitkan dengan konsep pendidikan, yaitu membaca dan menulis, dengan pengertian yang sangat luas.
b. Hadis
Hadis merupakan asas pendidikan ke-2 dari Alquran. Nabi Muhamad sendiri mengidentifasikan pesan dakwahnya sebagai pendidik dan pengajar. Hadis ini merupakan pelengkap dari pembahasan Alquran.
Nabi Muhamad bersabda, yang artinya: carilah ilmu walaupun sampai ke negara Cina. Hadis ini adalah salah satu dalil tentang hadis sebagai asas pendidikan dan sebagai bukti bahwa pendidikan itu sangat penting.
Selain asas-asas di atas, ada beberapa asas yang penting juga diketahui, yaitu:
1)      Asas historis yang mempersiapkan pendidik dengan hasil pengalaman masa lalu, dengan undang-undang dan peraturan-peraturannya. Asas ini meliputi sebahagian ilmu sejarah dan arkeologi, dokumen-dokumen dan benda-benda tertulis yang dapat menolong menafsirkan pendidikan dari segi sejarah dan peradaban.
2)      Asas sosial yang memberi kerangka budaya dari mana pendidikan itu bertolak dan bergerak. Asas sosial ini meliputi sebagian ilmu sosiologi dan kependu¬dukan, antropologi yang dapat menafsirkan masyarakat dan lain-lain.
3)      Asas ekonomi yang memberinya perspektif tentang potensi-potensi manusia dan keuangan, materi, dan lain sebagainya. Asas ekonomi meliputi sebagian ilmu ekonomi dan akauntan, dan lain sebagainya.
4)      Asas politik dan administrasi yang memberinya bingkai ideologi (aqidah) dari mana ia bertolak untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan dan rencana yang telah dibuat oleh para generasi tersebut. Asas ini meliputi sebagian ilmu administrasi dan organisasi, undang-undang dan perundang-undangan yang dapat menafsirkan susunan organisasi pendidikan dan menga¬rahkan geraknya pendidikan tersebut.
5)      Asas psikologi yang memberinya informasi tentang watak anak didik, pendidik, cara-cara terbaik dalam praktek, dan bimbingan. Asas psikologi ini meliputi sebagian ilmu tingkahlaku, biologi, dan komunikasi yang sesuai, untuk memahami pengajaran dan proses belajar mengajar, dan lain-lain.
6)      Asas filsafat yang berusaha memberi kemampuan memilih yang lebih baik, memberi arah suatu sistem, dan memberi arah kepada semua asas-asas yang lain. Asas filsafat ini mengandung sebagian ilmu etika dan estetika, ideologi dan logika.

3. Tujuan pendidikan
Setiap sesuatu itu diciptakan Allah pasti ada tujuannya, tapi kebanyakan manusia tidak tahu apa tujuan Allah menciptakan mahluknya. Allah mencipatakan manusia dan jin, tujuannya tidak lain untuk beribadah dan menyembah kepada-Nya, tapi mereka banyak yang membangkang. Begitu juga pedidikan, pendidikan ini bertujuan untuk mempertinggi nilai-nilai ahlak sehingga mencapai ahlak yang karimah atau mulia. Tujuan ini tidak jauh berbeda dengan misi kerasulan Muhamad, yaitu membimbing manusia agar berahlak mulia.
Pernyataan di atas ketika dihadapkan pada zaman modern ini, ada sedikit ketidak cocokan, karena kenyataannya banyak orang yang berpendidikan hususnya dewasa ini, tapi ahlaknya tidak karuan (amoral). Mereka mengalami dekadensi moral (ahlak) besar-besaran. Penyebab utamanya adalah mereka lebih mengasah intelektualnya dibandingkan spiritual. Untuk lebih mengenak terhadap tujuan pendidikan di zaman modern ini, para generasi dianjurkan untuk menyeimbangkan kemampuan intelektual dan spiritualnya.

4. Batasan-batasan Pendidikan
Pendidikan ternyata ada batasan-batasannya. Pernyataan disamping ternyata menumbuhkan sebuah pertanyaan yang sangat mengenak terhadap pernyataan tersebut. Pertanyaannya adalah kapankah pendidikan itu dimulai dan kapan pula pendidikan itu harus diahiri?. Secara umum batas pendidikan dipahami sebagai rentang waktu pekerjaan mendidik sejak dimulai sampai berahirnya pekerjaan mendidik tersebut. Ketika kita berkaca pada konsep pendidikan barat, konsep pendidikan barat menjelaskan bahwa batas pendidikan diawali sejak anak-anak (para generasi) sesudah memahami adanya wibawa (gezag) dan diahiri setelah mencapai tingkat kedewasaan.
Menurut para ahli didik (pendidik), pemahan terhadap gezag baru dimiliki anak normal pada usia sekitar 6-7 tahun. Pada usia ini para generasi sudah dianggap mempunyai rasa sosial, artinya mereka sudah mulai menghargai orang lain, rasa keegoan mereka sudah menurun. Ketika para generasi sudah punya gezag, mereka sudah bisa membedakan perintah dan larangan dikerjakan (tamyiz/baligh). Oleh karena itu, adanya pendidikan bagi para generasi sudah sangat dianjurkan.
Sedangkan batas ahir pendidikan, apabila mereka sudah mencapai tingkat kedewasaan. Menurut para ahli didik, batas ahir pendidikan ini yang normal pada usia sekitar 25 tahun. Pada usia ini, meraka tinggal menerapkan apa-apa yang telah dicapai sewaktu di bangku pendidikan. Meraka sudah punya kewajiban untuk mengamalkan dan mengajrkan ilmunya yang telah didapat.

C. Penutup
Pendidikan bagi para generasi kita sangat penting adanya. Karena mereka yang akan meneruskan dan memperkuat perjuangan kita kedepan. Pendidikan punya teori yang harus dijalan, teori ini sudah dijelaskan di poin pertama di atas. Pendidikan juga punnya dasar yang harus diketahui oleh para anak didik, di antara dasarnya adalah al-Quran dan al-Hadis. Isi kedua dasar ini sangat lengkap, mulai dari mu’amalah, pendidikan, dan lain-lain.
Pendidikan juga ada tujuannya, tujuan pendidikan secara umum adalah untuk mempertinggi nilai-nilai ahlak sehingga mencapai ahlak yang karimah atau mulia. Pendidikan ternyata ada batasan-batasannya. Batas pendidikan ini diawali sejak anak-anak (para generasi) sesudah memahami adanya wibawa (gezag) dan diahiri setelah mencapai tingkat kedewasaan.


DAFTAR PUSTAKA
Dep-Pen-Nas, Tanpa Tahun, Kecakapan Hidup: Melalui Pendekatan Pendidikan Berbasis Luas, Surabaya: Surabaya Intellectual Clup (SIC).
Suwarno, Wiji, 2006, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Arifin, Muhammad, 1993, Ilmu Pendidikan Islam: Suatu Tujuan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipline, Jakarta: Bumi Aksara.
Langgulung, Hasan, 1988, Asas-Asas Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Al-Husna.
Toha, Moh, 2011, Agama Islam :http://id.shvoong.com/2131065-pengertian-teori/
Usa, Muslih, 1991, Pendidikan Islam di Indonesia, Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya.
Nasution, S., 1995, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara.
Dep-Ag, Tanpa Tahun, Alquran, Surabaya: Al-Hidayah.
Saleh, Abdurrahman, 1994, Teori-Teori Pendidikan Berdasarkan Alquran, Jakarta: PT. Renika Cipta.
Ma’shum, Ali, Tanpa Tahun, Alhadis, Surabaya: Al-Hidayah.
Tirtarahardja, Umar, dkk., 2005. Pengantar Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.
Dimas, 2011, Asas Pendidikan Islam dan Penerapannya: http://qym 788.blogspot. com/2009/03/ asas-asas-pendidikan-dan-penerapannya.html.
Barnadib, Imam, 1994, Pendidikan Perbandingan, Yogyakarta: Andi Off Set.
Daradjad, Zakiah, 1995, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aks

Tidak ada komentar:

Posting Komentar